Tuesday 14 February 2017

CERITA PERJALANAN: MENGUPAS EKSOTISME TEBING WATU TEDENG


Alhamdulillahirobbil‘alamin, akhirnya team Mapasuri kembali melakukan pemanjatan di Tebing. Kali ini kami mencoba memanjat di tebing Watu Tedeng. 
 
Watu tedeng merupakan nama sebuah tebing yang terletak di area wisata Dieng Desa Jojogan Kec. Kejajar Kab. Wonosobo Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasi tersebut dari Pintu masuk Dieng menuju arah telaga warna masuk ke arah dieng theater mengikuti jalan satu arah sampai menemukan tebing yang menjulang diantara lahan-lahan penduduk.

Kami berangkat pukul 7.10 dari basecamp Mapasuri UM Purworejo dengan beranggotakan 4 orang, kendaraan bermotor roda dua, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 4 jam untuk sampai di lokasi Tebing. Awalnya kami belum tahu dimana letak pasti tebing tersebut karena ini baru pertama kalianya team Mapasuri menjajaki tebing tersebut. Setelah mendapatkan informasi dan petunjuk jalan yang terpasang kami pun mengikuti petunjuk tersebut. Dari informasi yang kami dapat dari penjaga loket masuk Dieng mengikuti jalur menuju telaga warna lalu parkir di lokasi Dieng Plateu Theater, kemudian dilanjut dengan jalan sekitar 15 menit. Lalu kami lanjutkan perjalanan sesuai petunjuk, tetapi setelah sampai di dieng plateu theater kami menanyakan kembali dimana lokasi Watu Tedeng, sesuai petunjuk yang kedua dari penjaga parkir Dieng Plateu Theater kita diminta lurus mengikuti jalan yang satu arah tersebut dengan kendaraan bermotor tanpa harus jalan kaki. Akhirnyaaaah  sesuai petunjuk kami pun tersenyum puas mendapati tebing yang menjulang di atas bukit di tengah-tengah lahan penduduk dengan pemandangan bukit-bukit dan pegunungan yang menambah kesan mengagumkan saat mejajaki tempat tersebut.

Tidak sabar kami bergegas memakirkan kendaraan di sekitar lahan warga dekat jalan, karena memang di sekitar tidak ada area khusus parkir. Lalu dilanjut dengan berjalan kaki menyusuri lahan penduduk dengan jalan yang kecil serasa sedang mendaki gunung :D 

Watu Tedeng yang dipakai untuk pemanjatan terbagi menjadi 2 bagian, masih satu lokasi dan berdekatan. Tetapi untuk mencapai tebing satunya jalannya awalnya searah kemudian jalannya terpisah. Kami menuju tebing satunya yang terdapat gua, Tebing tersebut memiliki 3 jalur. Sewaktu akan memanjat, ternyata tebing tersebut sedang vakum dan letaknya persis di lahan penduduk yang akan akan ditanami akhirnya kami pindah ketebing satunya yang cukup lebar dan memiliki banyak jalur. 

Setelah sampai, kami pun dibuat takjub dengan kondisi tebing. Mungkin karena struktur batuannya juga kali ya yang terbentuk dari batuan andesit yang memiliki sedikit rongga dan kebanyakan tebingnya blank. Tetapi terdapat rekahan memanjang yang bisa digunakan untuk memanjat. Setelah ormed cukup lama kami pun memilih jalur yang dirasa mudah. Kami memilih jalur nomor 3 untuk dipanjat.


Kami pun menyiapkan peralatan panjat yang akan dipakai. Setelah siap, waktunya memanjat. Ternyata wow, yang tadinya kami pikir mudah tetapi yaa lumayan sulit. :D Ditambah jalurnya yang lumayan basah yang membuat tidak yakin untuk menambah ketinggian. Kurang 2 runner lagi tapi sudah saya urungkan untuk berganti jalur, seperti yang sudah dikatakan karena basar dan saya tidak yakin. Saya pun turun sambil cleaning jalur.

Beberapa kali mencoba naik dan mencoba jalur 3, tetapi belum ada yang top. Jalur yang kami coba kebanyakan juga basah karena memang ada tetesan air dari atas, ya mungkin salah satu kendala sehingga sulit untuk mencapai top dan juga lagi lagi perlu menambah kekuatan otot. :D
Sampai tidak terasa suara adzan sudah menggema, kami mengakhiri pemanjatan kita kali ini. Kami pun berkemas-kemas untuk segera pulang agar tidak kemalamam sampai basecamp. (NA)











#Akun media sosial resmi MAPASURI
facebook  : Mapasuri UM Purworejo
fans page : Mapasuri
twitter      : @mapasuri
instagram: @mapalasuryarimba_
email       : mapala_surya_rimba@yahoo.com
youtube   : Mapala Surya Rimba
...

Monday 6 February 2017

CERITA PERJALANAN: PANJAT TEBING DI TEBING SAMIGALUH PART 2


Kembali menceritakan pengalaman pemanjatan di tebing Samigaluh yang ke 2 kalinya. Yang sebelumnya sudah ditulis tahun lalu.
 
Kami dari team Mapasuri kembali menjajaki Tebing Samigaluh yang sebelumnya sudah kami lakukan pada tahun 2016 lalu. Kunjungan kita kali ini kita kembali mencoba jalur tebing yang belum pernah kami coba. Ya, pada tahun lalu baru satu jalur yang kami coba, karena tahun lalu terkendala hujan.

Perjalanan kali ini berjumlah 8 personil yang seperti biasa berangkat dari rumah kita, yaitu basecamp Mapasuri tercinta. Jika tahun lalu kami berangkat lewat Desa Pendem, Kaligesing, kali ini kita berangkat melalui Banyuasin. Waktu tempuh tidak jauh berbeda seperti melalui Kaligesing, yaitu sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan normal. Kami berangkat hari Jumat tanggal 27 Januari 2017 lebih tepatnya malam sabtu ba’da maghrib. Rencana kami berangkat pukul 4 sore tapi terjebak hujan alhasil malam sabtuan di jalan, deh. Mungkin yang baca postingan ini heran kok berangkatnya malam-malam yaa? Emang mau langsung ke tebing gitu? Eits, kami memang sudah merencanakan  mau ngecamp di rumah warga sekitar tebing, biar paginya kita bisa langsung ke tebing dengan lebih cepat tanpa harus melakukan perjalanan selama satu jam terlebih dahulu. Tapi rencana itu kami gagalkan, karena kami beralih menginap di tempat senior, yaitu mas Mogan. Kebetulan rumah mertua mas Mogan juga di daerah Samigaluh. Ya itung-itung ngirit biaya buat menginap di sekitar tebing.

Paginya pukul 08.00 kita langsung pamit, lalu menuju ke tebing. Butuh perjalanan sekitar 15 menit dari rumah mas Mogan yang berlokasi tidak jauh dari Pasar Plono, Purwoharjo- Samigaluh . Setelah sampai lokasi kami sedikit heran karena sudah banyak kendaraan di parkiran area tebing. Ternyata sudah ada pemanjat lain yang sedang melakukan kegiatan di tebing. Karena sudah penasaran siapa dan dari mana langsung saja ke lokasi tebing. Setelah sampai sana waaaaah.. ternyata ada saudara kami dari Mapala Mentari yang sedang melakukan pendidikan lanjutan di tebing tersebut. Setelah sapa menyapa dengan saudara-saudara Mapala Mentari, lalu kami bersiap-siap untuk melakukan pemanjatan. Kami mengambil jalur yang tidak dipakai oleh Mentari. Kalau tidak salah jalur nomor 2 atau 3 dari ujung jalan.

Alat–alat dikeluarkan siap untuk dipakai, and i was ready to climb. I was beeing the first climb yang memasang runner sampai hanger ke 4. Setelah itu perlu teknik dan juga kekuatan jari untuk mencapai hanger selanjutnya. But i couldn’t do that. Selanjutnya disusul rekan-rekan yang lain. Ternyata sama seperti saya juga, mereka berhenti sampai runner keempat. Sampai anak Mentari pun ikut mencoba jalur tersebut karena saking penasarannya.


Mencoba beberapa kali sampai berganti-ganti climber, tetap belum ada yang berhasil keluar dari zona runner ke 4. Seperti yang sudah dikatakan tadi perlu teknik dan kekuatan jari untuk mencapai runner selanjutnya. Karena kondisi tebing untuk pegangan berupa slap, yaitu titik sulit jalur tersebut. Setelah melewati pegangan tersebut ada pegangan yang mudah dipegang. Tapi ya seperti yang sudah saya katakan belum ada satupun dari kami yang bisa melewati titik sulit tersebut. Sampai tak terasa kelelahan menghampiri.



Ketika  melihat jam ternyata sudah siang menunjukkan pukul 13.00 lebih, mengingat sorenya akan ada rapat. Kami pun memutuskan untuk cleaning jalur dengan cara climb down. Walaupun belum sampai top, suatu hari nanti kami akan kembali ke tebing Samigaluh lagi pastinya untuk menyelesaikan jalur, perlu menguatkan otot lagi untuk menyelesaikan jalur yang belum tuntas dan mencoba jalur lain yang belum pernah dicoba. Tapi belum tau kapan, karena masih ada agenda-agenda selanjutnya yang sudah menanti untuk diselesaikan. Tunggu saja cerita selanjutnya :) (Nailul Amani S.)









#Akun media sosial resmi MAPASURI
facebook  : Mapasuri UM Purworejo
fans page : Mapasuri
twitter      : @mapasuri
instagram: @mapalasuryarimba_
email       : mapala_surya_rimba@yahoo.com
youtube   : Mapala Surya Rimba


...

Thursday 2 February 2017

MAPASURI BAWA PULANG PRESTASI

Atlet Mapasuri berhasil meraih juara 3 kategori umum dalam Lomba Lintas Alam di Universitas Sains Al-quran, Wonosobo (29/01)

Saeful Mujab (Pend. Mtk 2013) dan  Mohamad Nasirrudin (PBSI 2013) delegasi dari UKM Mapala Ump dalam Lomba Lintas Alam, Lomba Lintas Alam (LLA) adalah salah satu agenda rutin tahunan dari Mapala Unsiq, sampai saat ini sudah 8 kali LLA telah diselenggarakan. Sebanyak 150 tim dari provinsi Jateng dan Diy siap berkompetisi memperebutkan juara bergengsi. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 29 Januari 2017 di Kampus Universitas Sains Al-quran, Wonosobo. Juara pertama diraih oleh delegasi dari Mapalasta-Ais Semarang, juara kedua diraih atlet dari Banjarnegara dan Juara ketiga diraih Mapasuri Ump. "Latihan sudah kami jalankan dengan sungguh-sungguh namun hasil yang kami dapat belum maksimal, alhamdulillah kami mendapat juara ketiga walau sebenarnya sedikit kecewa karena selisih waktu kami dengan juara kedua hanya selisih tujuh detik" ujar Nasir. Medan yang dilalui perserta cukup bervariasi dari jalan batuan, aspal dan juga tanah. Butuh waktu 104 menit yang ditempuh atlet Mapasuri untuk membawa pulang juara tiga ke Purworejo. "Alhamdulillah, kesabaran dan perjuangan yang berbuah manis, semoga menjadi motivasi untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya" ujar Lukman Fadhiliya, M. Pd. selaku pembina UKM Mapala Ump.

Semoga prestasi ini menjadi pemicu semangat bagi anggota Mapasuri untuk selalu berlatih lebih giat, agar prestasi lainnya berlabuh ke sekretariat Mapasuri. (Wdks)







#Akun media sosial resmi MAPASURI
facebook  : Mapasuri UM Purworejo
fans page : Mapasuri
twitter      : @mapasuri
instagram: @mapalasuryarimba_
email       : mapala_surya_rimba@yahoo.com
youtube   : Mapala Surya Rimba
...