Monday 26 October 2020

KONSERVASI MANGROVE MAPALA SURYA RIMBA

    Kegiatan konservasi mangrove merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk menjaga kelestarian alam dan  juga kelestarian lingkungan. pohon mangrove yang ditanam di bibir pantai memiliki banyak manfaat, mulai dari sebagai habitat ikan dan beberapa hewan kecil sampai sebagai mitigasi untuk mencegah bencana tsunami, mencegah abrasi ataupun luapan banjir rob yang sewaktu-waktu bisa terjadi kapanpun, hal ini yang mendasari Mahasiswa Pecinta Alam Surya Rimba Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk menjadikan kegaiatan konservasi mangrove sebagai salah satu agenda rutin kita.

gambar : proses penanaman bibit pohon mangrove

    Konservasi mangrove dilakukan diwilayah kawasan konservasi yang dimiliki oleh Mapala Surya Rimba  (MAPASURI) yang beraada di pantai keburuan tepatnya di ngombol, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pada Kawasan konservasi tersebut kami memiliki beberapa blok sebagai titik penanaman dan konservasi mangrove yaitu blok A, blok B dan blok C, blok D, blok E

    Perawatan pohon mangrove yang dilakukan oleh anggota Mapasuri dalam satu bulan biasanya dilakukan sebanyak satu sampai dua kali, hal ini dikarenakan pohon mangrove tidak terlalu memerlukan perawatan khusus seperti halnya pohon pohon lain yang memerlukan pemupukan atau perlakuan perawatan khusus lainnya. perawatan cukup dilakukan pembersihan dari sampah yang menyangkut diakar batang mangrove dan pembersihan sampah yang ada di sekitar mangrove yang terbawa oleh air laut.

    Seluruh anggota Mapala Surya Rimba terlibat langsung didalam kegiatan konservasi ini, mulai dari mencari bibit mangrove, menanam bibit mangrove, sampai perawatan dan juga peninjauan yang diagendakan dan dilakukan secara rutin. Kegiatan konservasi ini sebenarnya telah dimulai sejak bebrapa tahun lalu, tatapi pada pelaksanaannya kami beberapa kali sempat mengalami kendala, salah satunya kendala yang pernah kami alami adalah  saat setelah  bibit mangrove yang kami tanam terendam akibat air laut yang pasang, hal itu mengakibatkan bibit mangsrove tidak bisa tumbuh dan akhirnya mati.

gambar : proses penanaman bibit pohon mangrove

 

 

    Sampai saat ini kepedulian masyarakat terhadap konservasi mangrove masih sangat minim, dalam kegiatan perawatan rutinannya pun tidak banyak orang yang terlibat dalam perawatan maupun penanaman mangrove, hal ini dibenarkan oleh penuturan salah satu Anggota Mapala Surya Rimba sekaligus relawan konservasi mangrove Adamas Hamid Amrulah (20) “kepedulian warga sekitar ataupun masyarakat umum terhadap konservasi mangrove memang masih sangat minim, padahal keberadaan konservasi mangrove ini akan berdampak langsung terhadap masyarakat pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan ancaman bencana laut yang bisa terjadi sewaktu waktu tanpa bisa kita prediksi, oleh karena itu tugas kita sebenarnya anggota Mapala dan juga sebagai aktivis lingkungan tugas kita bukan bukan hanya menenam mangrove secara langsng tetapi juga tanggung jawab kita sebagai mahasiswa pecinta alam adalah mengedukasi mesyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui konservasi mangrove”.

    Pada peninjauan yang kami lakaukan Bersama beberapa anggota Mapasuri yaitu Anang Purwoko (28), Adamas Hamid Amrullah (20), Iksan Susanto (19), Mardhianto (19), di blok D pada hari Kamis (22/10), jumlah pohon mangrove yang mampu bertahan dan hidup tercatat lebih dari 90 bibit mangrove Janis bakau yang tingginya berkisar 60cm sampai 1m, dan 5 bibit mangrove jenis bogem berukuran kisaran 1,5-2m.

    Kedepannya kami berkomitmen untuk terus melakukan konservasi pohon mangrove dan akan berusaha memperluas wilayah konservasi dengan harapan semakin banyak masyarakat yang medapat manfaat positive dengan adanya konservasi mangrove ini, dan juga sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam pelestarian lingkungan.

 

kontributor : Mardhianto_KLMNG