Monday 6 February 2017

CERITA PERJALANAN: PANJAT TEBING DI TEBING SAMIGALUH PART 2


Kembali menceritakan pengalaman pemanjatan di tebing Samigaluh yang ke 2 kalinya. Yang sebelumnya sudah ditulis tahun lalu.
 
Kami dari team Mapasuri kembali menjajaki Tebing Samigaluh yang sebelumnya sudah kami lakukan pada tahun 2016 lalu. Kunjungan kita kali ini kita kembali mencoba jalur tebing yang belum pernah kami coba. Ya, pada tahun lalu baru satu jalur yang kami coba, karena tahun lalu terkendala hujan.

Perjalanan kali ini berjumlah 8 personil yang seperti biasa berangkat dari rumah kita, yaitu basecamp Mapasuri tercinta. Jika tahun lalu kami berangkat lewat Desa Pendem, Kaligesing, kali ini kita berangkat melalui Banyuasin. Waktu tempuh tidak jauh berbeda seperti melalui Kaligesing, yaitu sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan normal. Kami berangkat hari Jumat tanggal 27 Januari 2017 lebih tepatnya malam sabtu ba’da maghrib. Rencana kami berangkat pukul 4 sore tapi terjebak hujan alhasil malam sabtuan di jalan, deh. Mungkin yang baca postingan ini heran kok berangkatnya malam-malam yaa? Emang mau langsung ke tebing gitu? Eits, kami memang sudah merencanakan  mau ngecamp di rumah warga sekitar tebing, biar paginya kita bisa langsung ke tebing dengan lebih cepat tanpa harus melakukan perjalanan selama satu jam terlebih dahulu. Tapi rencana itu kami gagalkan, karena kami beralih menginap di tempat senior, yaitu mas Mogan. Kebetulan rumah mertua mas Mogan juga di daerah Samigaluh. Ya itung-itung ngirit biaya buat menginap di sekitar tebing.

Paginya pukul 08.00 kita langsung pamit, lalu menuju ke tebing. Butuh perjalanan sekitar 15 menit dari rumah mas Mogan yang berlokasi tidak jauh dari Pasar Plono, Purwoharjo- Samigaluh . Setelah sampai lokasi kami sedikit heran karena sudah banyak kendaraan di parkiran area tebing. Ternyata sudah ada pemanjat lain yang sedang melakukan kegiatan di tebing. Karena sudah penasaran siapa dan dari mana langsung saja ke lokasi tebing. Setelah sampai sana waaaaah.. ternyata ada saudara kami dari Mapala Mentari yang sedang melakukan pendidikan lanjutan di tebing tersebut. Setelah sapa menyapa dengan saudara-saudara Mapala Mentari, lalu kami bersiap-siap untuk melakukan pemanjatan. Kami mengambil jalur yang tidak dipakai oleh Mentari. Kalau tidak salah jalur nomor 2 atau 3 dari ujung jalan.

Alat–alat dikeluarkan siap untuk dipakai, and i was ready to climb. I was beeing the first climb yang memasang runner sampai hanger ke 4. Setelah itu perlu teknik dan juga kekuatan jari untuk mencapai hanger selanjutnya. But i couldn’t do that. Selanjutnya disusul rekan-rekan yang lain. Ternyata sama seperti saya juga, mereka berhenti sampai runner keempat. Sampai anak Mentari pun ikut mencoba jalur tersebut karena saking penasarannya.


Mencoba beberapa kali sampai berganti-ganti climber, tetap belum ada yang berhasil keluar dari zona runner ke 4. Seperti yang sudah dikatakan tadi perlu teknik dan kekuatan jari untuk mencapai runner selanjutnya. Karena kondisi tebing untuk pegangan berupa slap, yaitu titik sulit jalur tersebut. Setelah melewati pegangan tersebut ada pegangan yang mudah dipegang. Tapi ya seperti yang sudah saya katakan belum ada satupun dari kami yang bisa melewati titik sulit tersebut. Sampai tak terasa kelelahan menghampiri.



Ketika  melihat jam ternyata sudah siang menunjukkan pukul 13.00 lebih, mengingat sorenya akan ada rapat. Kami pun memutuskan untuk cleaning jalur dengan cara climb down. Walaupun belum sampai top, suatu hari nanti kami akan kembali ke tebing Samigaluh lagi pastinya untuk menyelesaikan jalur, perlu menguatkan otot lagi untuk menyelesaikan jalur yang belum tuntas dan mencoba jalur lain yang belum pernah dicoba. Tapi belum tau kapan, karena masih ada agenda-agenda selanjutnya yang sudah menanti untuk diselesaikan. Tunggu saja cerita selanjutnya :) (Nailul Amani S.)









#Akun media sosial resmi MAPASURI
facebook  : Mapasuri UM Purworejo
fans page : Mapasuri
twitter      : @mapasuri
instagram: @mapalasuryarimba_
email       : mapala_surya_rimba@yahoo.com
youtube   : Mapala Surya Rimba


...

No comments:

Post a Comment