Dusun Butuh adalah sebuah dusun yang terletak di wilayah Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah ini berjarak sekitar 34 km dari Kota Mungkid, ibu kota Kabupaten Magelang. Dusun ini berada di lereng Gunung Sumbing sehingga berhawa sejuk. Terkenal sebagai sentra sayuran, kecamatan ini memiliki pasar tradisional terbesar kedua di Kabupaten magelang. Di Dusun Butuh ini juga terkenal tempat wisatanya, yang seakan-akan seperti di luar negeri saja di Nepal, oleh karena itu biasanya orang-orang menyebut wilayah ini dengan sebutan Nepal Van Java, ada juga open trip silancur, dan juga terasering sukomakmur. Di sisi sebelah timur wilayah ini berbatasan dengan Desa Adipura, Kaliangkrik, batas wilayah sebelah barat adalah dengan Desa Gendol, Sukomakmur, wilayah sebelah selatan Dusun Butuh ini berbatasan dengan Desa Sidowangi, Kajoran dan disisi sebalah utara adalah Gunung Sumbing. Jumlah pebduduk di desa ini adalah ada kurang lebih 425 kk.
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa wilayah ini menjadi sentra sayur, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sini rata-rata adalah dengan menjadi petani. Hasil dari petani seperti daun bawang, brokoli, kentang, kobis, dan sawi. Masa panen sayur biasanya tiga bulan sekali sedangkan untuk kentang sampai seratus hari itupun melihat kondisi cuaca. Pemasaran sayuran ini biasanya di Kabupaten Magelang sendiri, Yogyakarta, bahkan ke Jawa Timur. Masalah perekonomian yang dihadapi di desa ini biasanya harga sayuran yang tidak stabil, jika harga pasar untuk sayuran rendah maka dari pihak petani mengalami rugi. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada akhir tahun 2019 wilayah ini menjadi ramai para wisatawan karena tempatnya yang indah sekaligus dibukanya Wisata Nepal Van Java, Nepl Van Java ini asal usulnya pendatang dari fotografer lalu mengupload hasil fotonya ke media sosial setelah itu orang ramai datang kesini. Saat itu penghasilan masyarakat jadi bermacam-macam, ada yang menjadi ojek gunung, pedagang, dan porter. Sedangkan untuk hasil buminya sendiri alhamdulilah sudah cukup dan lebih untuk memenuhi kebutuhan rumah jadi mereka menjual ke pasar terdekat, yaitu di Pasar Gatukan atau jika panenanya banyak dan melimpah biasanya mereka mendatangkan pengepul ke rumah untuk membawanya.
Rata-rata pendidikan masyarakat butuh ini adalah masih ada yang sampai jenjang SLTP/sederajat saja lalu mereka berlari ke pondok, karena pondok di daerah sini juga banyak dan terkenal. Ada juga yang melanjutkan pendidikanya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Di dusun ini juga terdapat SD Negeri 1 Butuh dan TK PGRI Mardisiwi. Untuk puskesmas Dusun Butuh berada di Kaliangkrik, jaraknya lumayan jauh dari Dusun Butuh ini. Untuk kepercayaan warga Dusun Butuh rata-rata bahkan hampir semua memeluk Agama Islam. Di Dusun Butuh ini terdapat sejumlah kesenian desa, yaitu topeng ireng, jatilan, brondut dan hadroh. Di dusun ini juga sering mementaskan pentas seni yang diadakan setiap setengah bulan sekali di hari minggu. Dan ada juga acara slametan desa, “merti dusun” dan ada juga tayuban yaitu serangkaian acara satu hari tanpa berhenti. Kegiatan ini biasanya di laksanakan pada bulan sapar, selain itu ada salapanan setiap hari sabtu yang dilaksanakan di Masjid Baituttaqwa Butuh, pengajian tahunan yang dilaksanakan di Taman Depok di bulan Ruwah, semua ini mengambarkan arti terima kasih, bahwa selama ini atau tahun ini sudah diberi rezeki yang melimpah, diberi keselamatan, dan semoga tahun depan bisa lebih lagi. Dusun Butuh ini juga memiliki makanan khas yaitu nasi jagung dan dodol bahan dasar dari wortel, tetapi itu pada jaman dahulu kalau sekarang sudah agak jarang.
Untuk sejarah tentang Dusun Butuh ini atau Gunung Sumbing jarang orang yang tahu, bahkan kami pada saat sosbud pun tidak menemukan narasumber yang tahu tentang ini. Tetapi ada sedikit cerita unik dari Gunung Sumbing ini, Gunung Sumbing ini memiliki puncak salah satunya yang bernama Puncak Sejati, puncak ini pertama kali ditemukan atau orang yang pertama sampai puncak ini adalah warga butuh pada tahun 2001. Gunung Sumbing ini dulu pernah meletus dan membentuk cekungan diantara puncaknya. Diperkirakan bagian dari letusan gunung ini sampai ke utara tepatnya di daerah Nglamuk, Kalikajar, Wonosobo. Ada hal yang sedikit berbeda dari Gunung Sumbing ini daripada gunung-gunung yang lainnya. Yaitu di dalam kawah puncak Gunung Sumbing terdapat sebuah makam yang sering dijadikan tempat ziarah. Konon katanya makam tersebut adalah makam Kyai Mangkukuan. Tetapi ada narasumber lain yang mengatakan bahwa makam Kyai Mangkukuan juga terdapat di taman depok. Untuk itu kita sebagai pengunjung hanya bisa menghormati semua adat disini, seperti tidak boleh memakai pakaian yang berwarna hijau, berkata kasar, datang dengan maksud yang buruk, itu semua dilarang
Sumber : Bapak Mufid , Bapak Setiono, dan Ibu Nur
No comments:
Post a Comment